MISI

GO_ON @"GERAKAN GEMAR MEMBACA " IMPROVE HUMAN RESOURCES



perpustakan_on_facebok

https://www.facebook.com/Perpustakaan-SMK-Negeri-10-Malang-292065117926453/?fref=ts

Monday, December 22, 2014

MEMBACA KRITIS DALAM MENULIS ILMIAH



Membaca kritis sangat relevan dengan kehidupan kita sebagai pendidik harus selalu menambah wawasan dan mengambangkan ilmu sehingga akan sangat bermanfaatkhususnya dalam menemani peserta didik dalam pembelajaran dari  hasil pembacaan kita yang cermat dan matang. Karena  itulah membaca kritis merupakan kegiatan belajar yang penting dan wajib dikuasai , sehingga  dalam kegiatan membaca kritis untuk menulis ilmiah perlu diperhatikan teknik – tekniknya, seperti teknik mengenali identitas referensi dan memilih bahan tulisan, teknik menulis kutipan, dan teknik menyusun daftar rujukan agar mendapatkan kesempurnaan dalam penulisan ilmiah.
            Penulisan karya  ilmiah memerlukan persyaratan yang  menyangkut kebiasaan yang harus diikuti dalam penulisan, juga  persyaratan  yang menyangkut isi tulisan. Sebuah tulisan akan mudah dipahami dan menarik apabila isi dan cara penulisan yang memenuhi persyaratan.  Dalam penulisan ilmiah, kita sering mengambil kutipan dari beberapa sumber informasi, baik itu melalui jurnal, artikel , buku, seminar, workshop, situs online dan lain sebagainya. Sehingga seorang penulis  perlu mempelajari teknik menggunakan referensi, teknik menulis kutipan dan daftar pustaka atau rujukan. Sehingga dapat menulis karya ilmiah dengan baik dan benar sesuai kaidah – kaidah yang berlaku.
Sebagai penulis, harus  mempelajari teknik – teknik dalam penulisan karya ilmiah sehingga dalam  penulisan skripsi, thesis, dan penelitian – penelitian lainnya yang bersifat medis veteriner.
                  Dalam  membaca ktitis penulis akan  mampu menfokuskan masalah  kemampuan Teknik Penulisan ilmiah ? Dengan tujuan  Untuk mengetahui Bagaimana Membaca Kritis efektif meningkatan  teknik penulis karya ilmiah sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang teknik – teknik penulisan referensi, kutipan dan daftar pustaka untuk menulis karya ilmiah yang baik dan benar.
Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang relevan dan diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan (Rahardi, 2010).
Ada berbagai ragam membaca kritis bergantung pada jenis informasi seperti apa yang kita inginkan, yaitu (Badudu, 1981):
1.  Membaca cepat atau sekilas untuk membaca topik
Membaca cepat bertujuan untuk mengetahui informsi secara umum yang dibicarakan dalam tulisan. Dalam hal ini, perlu memfokuskan perhatian pada bagian-bagian tertentu. Kita bisa membaca tulisan dengan cepat/secara sekilas dari awal sampai akhir. Dari kegiatan membaca cepat ini, kita mendapat ide tentang topik tulisan yang kita baca.
2.  Membaca cepat untuk informasi khusus
Membaca cepat juga bisa dilakukan jika kita menginginkan informasi khusus dari sebuah tulisan. Perhatian kita hanya tertuju pada bagian-bagian yang kita inginkan. Bagian-bagian yang mengandung informasi yang tidak dinginkan tidak mendapat perhatian dari kita.
3.  Membaca Teliti untuk Informasi Rinci
Ketika ingin mendapatkan informasi rinci tentang suatu hal dalam, kegiatan membaca difokuskan pada bagian yang mengandung informasi yang kita ketahui secara rinci. Saat kita sampai pada bagian tersebut, kita membacanya dengan teliti sampai kita benar-benar memahami informasi yang kita dapatkan.  Bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan tidak perlu dibaca lebih lanjut.
Membaca tulisan atau artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan lain karena jenis informasinya berbeda. Tulisan ilmiah biasanya berisi informasi yang merupakan hasil penelitian. Ini berbeda dengan jenis tulisan lain yang informasinya bisa berupa pendapat dan kesan pribadi yang belum dibuktikan melalui penelitian dan prosedur ilmiah. Berikut adalah beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam membaca tulisan atau artikel ilmiah (Rahardi, 2010).
1.   Menggali tesis atau pernyataan masalah
Tulisan atau artikel ilmiah biasanya mempunyai tesis atau pernyataan umum tentang masalah yang dibahas. Sebuah tesis biasanya diungkapkan dengan sebuah kalimat  dan menilai apakah penulisannya berhasil atau tidak dalam membahas atau memecahkan masalah yang diajukan.
2.  Meringkas butir-butir penting setiap artikel
Meringkas butir-butir penting setiap artikel yang kita baca perlu dilakukan karena ringkasan itu bisa dikembangkan untuk mendukung pernyataan yang kita buat. Dengan adanya  ringkasan, kita juga tidak perlu lagi membaca artikel secara keseluruhan kalau kita memerlukan informasi dari artikel yang bersangkutan.
3.  Memahami konsep-konsep penting ( pandangan ahli, hasil penelitian,dan teori)
Memahami konsep-konsep penting dari tulisan ilmiah perlu dilakukan untuk mendukung tesis atau pernyataan umum tulisan. Dengan memahami konsep-konsep penting dari sebuah tulisan ilmiah, kita juga dapat lebih memahami konsep-konsep yang akan kita kembangkan dalam tulisan.
4. Menentukan bagian yang akan dikutip
Mengutip pendapat orang lain merupakan kegiatan yang sering kita lakukan dalam menulis. Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan ilmiah juga perlu memperhatikan relevansi bagian tersebut dengan tulisan kita.
5. Menentukan implikasi dari bagian/sumber yang di kutip
Dalam mengutip bagian dari sebuah artikel perlu menyadari implikasinya,   apakah kutipan itu mendukung gagasan yang akan kita kembangkan dalam tulisan atau sebaliknya.
6.  Menentukan posisi penulis sebagai pengutip
Dalam mengutip pernyataan yang ada sebuah artikel, perlu secara jelas meletakkan posisi kita. Apakah kita bersikap netral, menyetujui atau tidak menyetujui pernyataan yang kita kutip.
Karakteristik Membaca Kritis
Membaca kritis merupakan langkah lebih lanjut dari berpikir dan bersikap kritis. Adapun kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi (Nurhadi, 1987):
1).  menginterpretasi secara kritis;
2).  menganalisis secara kritis;
3).  mengorganisasi secara kritis;
4). menilai secara kritis;
5).  menerapkan konsep secara kritis
Teknik-teknik yang da[at  meningkatkan sikap kritis adalah sebagai berikut yaitu (Nurhadi, 1987):
a.  Kemampuan mengingat dan mengenali ide pokok paragraf, tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya.
b. Kemampuan memahami atau menginterpretasi makna tersirat
c. Kemampuan menganalisis
d. Kemampuan menilai isi bacaan

2 .  Menulis Ilmiah
Menulis adalah kegiatan menyusun serta merangkaikan kalimat agar pesan, informasi, serta maksud yang terkandung dalam pikiran, gagasan, dan pendapat penulis dapat disampaikan secara efektif. Untuk itu satu kalimat harus disusun sesuai dengan kaidah gramatika, sehingga mampu mendukung pengertian baik dalam taraf significance maupun dalam taraf value.  Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan tulisan ilmiah, sekurang-kurangnya memuat 4 tahap, yaitu ( Badudu, 1981):
1) Tahap persiapan (pra-penulisan)
Tahap persiapan adalah ketika seseorang merencanakan, mengumpulkan dan mencari informasi, merumuskan masalah, menentukan arah dan fokus tulisan, mengolah informasi, menarik tafsiran dan inferensi terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca,  mengamati dan lain-lain yang akan memperkaya masukan kognitifnya yang akan diproses pada tahap selanjutnya.
2)   Tahap inkubasi
Tahap ketika sesorang memproses informasi yang telah dimilikinya, sehingga mengantarkannya pada kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
3)  Tahap iluminasi
Tahap ketika datangnya inspirasi, yaitu gagasan yang muncul secara tiba-tiba dan dilakukan tahap verifikasi atau evaluasi yaitu apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi diperiksa kembali, diseleksi dan disusun sesuai dengan fokus laporan atau tulisan yang diinginkan.

3 .    Teknik Mengenali Identitas Referensi Dan Memilih Bahan Tulisan
1 ).  Teknik Mengenali Identitas Referensi
            Referensi merupakan  cara standar untuk mengakui sumber informasi dan ide-ide yang telah digunakan dalam karya ilmiah yang dibuat oleh peneliti. Di dalam karya ilmiah, penulisan referensi (citation mark,citation) harus dilakukan dengan baik karena pembaca harus dapat mengecek sumber aslinya mengenai ide atau informasi yang digunakan di dalam karya ilmiah tersebut. Penulis harus menulis daftar referensi yang ada di domain publik yang dapat dibaca oleh pembaca, baik dalam letter, paper, proseding, jurnal, skripsi, thesis, disertasi (Bayu, 2001).
            Kata referensi berasal dari inggris reference dan merupakan kata kerja to refer yang artinya menunjukan kepada. Buku referensi adalah buku yang dapat memberikan keterangan topik perkataan, tempat, peristiwa, data statistika, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal. Pelayanan referensi adalah pelayanan dalam menggunakan buku-buku referensi.di perpustakaan biasanya buku-buku referensi di kumpulkan tersendiri dan di sebut “koleksi referensi” sedangakan ruang tempat penyimpanan disebut ruang referensi. Buku-buku referensi yang karena sifatnya sebagai buku penunjuk, harus selalu tersedia di perpustakaan sehingga dapat di pakai oleh setiap orang pada setiap saat (Bayu, 2001).
Analogi: mengumpulkan bahan tulisan = mengumpulkan bahan bangunan untuk membuat rumah. Banyaknya bahan ditentukan oleh bentuk dan tujuan penulisan.
Dalam tulisan ilmiah, bentuk tulisan yang relevan adalah tulisan ekspositori atau eksposisi yang bertujan menjelaskan konsep dan gagasan secara terperinci. Bahan-bahan tulisan dapat digali dari sumber-sumber dokumen, baik berupa buku, jurnal, majalah, koran, maupun informasi yang diakses melalui internet
2).  Cara menelaah buku yang telah ditemukan
Cara yang dapat dilakukan, yakni cara mengamati daftar isi. Teknik daftar isi, misalnya Masalah Peningkatan Minat Belajar siswa  SMK. Judul buku MinatBelajar siswa SMK.
Langkah yang dilakukan, a.l. (1) membuka daftar isi, (2) mencari bab dan subbab yang membahas hal belajar, misalnya ditemukan di bab II, (3) membaca dengan cermat bab II yang  berkaitan dengan masalah belajar, dan bab lain diabaikan (Bayu, 2001).

4. Teknik Menulis Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah, atau semua tulisan yang dapat dijadikan rujukan. Walaupun kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenankan tidaklah berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis (Rahardi, 2010).
Prinsip-prinsip membuat kutipan (Rahardi, 2010):
1). Jangan mengadakan perubahan
2). Bila dalam teks asli ada kejanggalan atau kesalahan cetak, penulis dapat membuat catatan singkat dalam tanda [sic!] disisipkan di belakang kata yang salah cetak itu.
3). Bila penulis terpaksa harus membuat perubahan atau tambahan, maka kata-kata tambahan itu harus dicetak lain (tebal, miring atau renggang) dan diberi catatan kaki yang menyatakan bahwa huruf yang dicetak lain itu adalah dari penulis, bukan teks asli.
4). Bila ingin menghilangkan bagian-bagian tertentu, harus diberi tanda titik-titik berspasi dalam tanda [….].
5). Harus dijelaskan sumber asalnya dengan format-format tertentu, antara lain dengan cara memberi nomor dan catatan kaki.
Jenis-jenis kutipan (Rahardi, 2010):
1).  Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang ditulis sama persis dengan sumber aslinya, baik bahasa maupun ejaannya. Pendapat atau gagasan orang lain dimuat secara lengkap, kata demi kata dan kalimat demi kalimat, sesuai dengan teks yang asli. Pada kutipan langsung, kalimat yang dikutip itu harus diberi tanda kutip. Kutipan langsung tidak boleh terlalu panjang, sebaiknya dicantumkan sebagai lampiran ( misalnya sampai satu halaman atau lebih ). Cara atau teknik penulisan kutipan adalah sebagai berikut :
1.   Kutipan yang panjangnya kurang dari empat baris dimasukkan ke dalam teks
Ø  Diketik seperti ketikan teks
Ø  Diawali dan diakhiri dengan tanda petik (“)
Ø  Sumber rujukan ditulis langsung sebelum atau sesudah teks kutipan
Ø  Rujukan ditulis diantara tanda kurung, dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka, tanda koma, tahun terbitan, titik dua, spasi, dan diakhiri dengan nomor halaman (Penulis, Tahun:Halaman).
Contoh :
 adalah keadaan emosional transisi yang ditandai oleh perasaan subyektif ketegangan dan ketakutan” (Anastasi dan Urbaina,
2.  Kutipan yang panjangnya terdiri dari empat baris atau lebih
Ø Diketik satu spasi
Ø Dimulai tujuh ketukan dari batas tepi kiri
Ø Sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan
Ø Apabila pengutip memandang perlu untuk menghilangkan beberapa bagian kalimat, pada bagian itu diberi titik sebanyak tiga buah
Ø Bila pengutip ingin menghilangkan satu kalimat atau lebih, maka pada bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik sepanjang satu barisApabila pengutip ingin memberi penjelasan atau menggarisbawahi bagian yang dianggap penting, pengutip harus memberikan keterangan. Keterangan tersebut berada diantara tanda kurung, misalnya: (garis bawah oleh pengutip)
Ø Apabila penulis menganggap bahwa ada satu kesalahan dalam kutipan, dapat dinyatakan dengan menuliskan symbol (sic!) langsung setelah kesalahan tersebut Kutipan langsung ditampilkan untuk mengemukakan konsep atau informasi sebagai data. Titik-titik sepanjang satu baris menandai penghilangan sebuah kalimat, titik-titik sebanyak tiga menandai penghilangan kata, dan (sic!) menandai adanya kesalahan dalam kalimat.
Contoh :
.“Kecemasan adalah bentuk reaksi yang menggambarkan reaksi emosional yang terdiri dari perasaan subyektif terhadap ketegangan, ketakutan, dan kekhawatiran, dan dengan sendirinya mempertinggi sistem kerja urat syaraf” (Spielberger, 1979: 17).
b.  Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak lansung adalah kutipan yang tidak sama persis dengan aslinya. Pengutip hanya mengambil pokok pikiran dari sumber yang dikutip untuk dinyatakan kembali dengan kalimat yang disusun oleh pengutip. Adapun cara peraturan dalam pembuatannya adalah sebagai berikut :
Ø Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi rangkap sebagaimana teks biasa
Ø Semua kutipan harus dirujuk
Ø Sumber sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang mengandung kutipan
Ø Apabila ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka masuk ke dalam teks, diikuti dengan tahun terbitan diantara tanda kurung
Ø Apabila ditulis sesudah teks kutipan, rujukan ditulis di antara tanda kurung, dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka, titik dua, dan diakhiri dengan tahun terbitan
Contoh kutipan tidak langsung:
spasi………………………………………………………..……bahwa kecemasan adalah hal yang wajar dirasakan oleh setiap orang, namun jika sudah terjadi gangguan terhadap kecemasan itu sendiri maka perlu mendapat perhatian yang serius, gangguan kecemasan secara umum diartikan sebagai perasaan cemas yang terus menerus dan berlebihan terhadap sesuatu tanpa alasan yang jelas (Baldwin, 2003: 12).………………………………………………………….

3). Teknik Menyusun Daftar Rujukan
Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam daftar rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun tidak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut meliputi (Sophia, 2002):
Ø  nama penulis ditulis dengan urutan:  nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik
Ø  Tahun penerbitan
Ø  Judul, termasuk anak judul (subjudul)
Ø  Kota tempat penerbitan
Ø  Nama penerbit
Jika penulisnya lebih dari satu, cara penulisan namanya sama dengan penulis  pertama. Jika sumber yang dirujuk ditulis oleh tim, maka semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Dalam menulis daftar pustaka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu (Sophia, 2002):
Ø  Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).
Ø  Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
1.   Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama depan)
2.   Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
3.   Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku diberi tanda titik (.).
4.   Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik.
Ø  Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.
Ø  Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat:
a.       Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah:
Ø  Nama Pengarang
Ø  Tanggal revisi terakhhir
Ø  Judul Makalah
Ø  Media yang memuat
Ø  URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file
Ø   Tanggal akses
b.  Winarko memberikan rumusan pencantuman bibliografi online di daftar pustaka sebagai berikut:
Ø  Artikel jurnal dari internet: Majalah atau Jurnal Online
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatan resminya), nomor, volume, halaman dan alamat website.
*) Nama majalah online harus ditulis miring
ü  Artikel umum dari internet dengan nama
Penulis, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).
*) Judul artikel harus ditulis miring
Ø  Artikel umum dari internet tanpa nama
Anonim, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).
*) “Anonim” dapat diganti dengan “_____”. Judul artikel harus ditulis miring
Contoh penulisan  Daftar Pustaka :
Baradja, M.F. 1990, Kapita Selecta Pengajaran Bahasa. Malang: Penerbit IKIP Malang.
Damono, Sapardi Joko. 1979. Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Hermans, B., 2000, Desperately Seeking: Helping Hands and Human Touch, [online], (http://www.hermans.org/agents2/ch3_1_2.htm, diakses tanggal 25 Juli 2008 )
Contoh penulisan referensi :
Hartati, Dwi. ___, Menulis Daftar Pustaka, [pdf], (http://oke.or.id,diakses tanggal 17 September 2008)
Sophia, S. 2002, Petunjuk Sitasi Serta Cantuman daftar Pustaka Bahan Pustaka Online, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.
Winarko, E. ____, Penulisan Sitasi pada Karya Ilmiah, [pdf], (http://ewinarko.staff.ugm.ac.id/metopen/modul6-daftarpustaka.pdf, diakses tanggal 17 September 2008 )
Dari uraian di atas dapat penulis tulios beberapa kesimpulan, sbb:
            Referensi adalah cara standar untuk mengakui sumber informasi dan ide-ide yang telah digunakan dalam karya ilmiah yang dibuat oleh peneliti. Di dalam karya ilmiah, penulisan referensi (citation mark, citation) harus dilakukan dengan baik karena pembaca harus dapat mengecek sumber aslinya mengenai ide atau informasi yang digunakan di dalam karya ilmiah tersebut.
            Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah. Walaupun kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenankan tidaklah berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis.
            Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam daftar rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun tidak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam daftar rujukan

DAFTAR PUSTAKA
Rahardi kunjana, Dr, M.Hum. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga
Badudu, J.S. 1981. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Bayu. 2011. Mengenali d

0 comments:

Post a Comment