Membaca kritis
sangat relevan dengan kehidupan kita sebagai pendidik harus selalu menambah
wawasan dan mengambangkan ilmu sehingga akan sangat bermanfaatkhususnya
dalam menemani peserta didik dalam pembelajaran dari hasil pembacaan kita yang cermat dan matang. Karena
itulah membaca kritis merupakan kegiatan
belajar yang penting dan wajib dikuasai , sehingga dalam kegiatan membaca kritis untuk menulis
ilmiah perlu diperhatikan teknik – tekniknya, seperti teknik mengenali
identitas referensi dan memilih bahan tulisan, teknik menulis kutipan, dan
teknik menyusun daftar rujukan agar mendapatkan kesempurnaan dalam penulisan
ilmiah.
Penulisan karya ilmiah memerlukan persyaratan yang menyangkut kebiasaan yang harus diikuti dalam
penulisan, juga persyaratan yang menyangkut isi tulisan. Sebuah tulisan
akan mudah dipahami dan menarik apabila isi dan cara penulisan yang memenuhi
persyaratan. Dalam penulisan ilmiah,
kita sering mengambil kutipan dari beberapa sumber informasi, baik itu melalui
jurnal, artikel , buku, seminar, workshop, situs online dan lain sebagainya.
Sehingga seorang penulis perlu
mempelajari teknik menggunakan referensi, teknik menulis kutipan dan daftar
pustaka atau rujukan. Sehingga dapat menulis karya ilmiah dengan baik dan benar
sesuai kaidah – kaidah yang berlaku.
Sebagai penulis,
harus mempelajari teknik – teknik dalam
penulisan karya ilmiah sehingga dalam penulisan skripsi, thesis, dan penelitian –
penelitian lainnya yang bersifat medis veteriner.
Dalam membaca ktitis penulis akan mampu menfokuskan masalah kemampuan Teknik Penulisan ilmiah ? Dengan tujuan Untuk mengetahui Bagaimana Membaca Kritis efektif meningkatan teknik penulis karya
ilmiah sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang teknik –
teknik penulisan referensi, kutipan dan daftar pustaka untuk menulis karya
ilmiah yang baik dan benar.
Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang
relevan dan diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan (Rahardi, 2010).
Ada berbagai ragam membaca kritis bergantung pada jenis informasi seperti
apa yang kita inginkan, yaitu (Badudu, 1981):
1. Membaca cepat atau sekilas untuk membaca topik
Membaca cepat bertujuan untuk mengetahui informsi secara
umum yang dibicarakan dalam tulisan. Dalam hal ini, perlu memfokuskan perhatian
pada bagian-bagian tertentu. Kita bisa membaca tulisan dengan cepat/secara
sekilas dari awal sampai akhir. Dari kegiatan membaca cepat ini, kita mendapat
ide tentang topik tulisan yang kita baca.
2. Membaca cepat untuk informasi khusus
Membaca cepat juga bisa dilakukan jika kita menginginkan
informasi khusus dari sebuah tulisan. Perhatian kita hanya tertuju pada
bagian-bagian yang kita inginkan. Bagian-bagian yang mengandung informasi yang
tidak dinginkan tidak mendapat perhatian dari kita.
3. Membaca Teliti untuk Informasi Rinci
Ketika ingin mendapatkan informasi rinci tentang suatu
hal dalam, kegiatan membaca difokuskan pada bagian yang mengandung informasi
yang kita ketahui secara rinci. Saat kita sampai pada bagian tersebut, kita
membacanya dengan teliti sampai kita benar-benar memahami informasi yang kita
dapatkan. Bagian-bagian lain yang tidak
kita perlukan tidak perlu dibaca lebih lanjut.
Membaca tulisan atau artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan lain
karena jenis informasinya berbeda. Tulisan ilmiah biasanya berisi informasi yang merupakan
hasil penelitian. Ini berbeda dengan jenis tulisan lain yang informasinya bisa
berupa pendapat dan kesan pribadi yang belum dibuktikan melalui penelitian dan
prosedur ilmiah. Berikut adalah beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan
dalam membaca tulisan atau artikel ilmiah (Rahardi, 2010).
1.
Menggali tesis atau pernyataan masalah
Tulisan atau
artikel ilmiah biasanya mempunyai tesis atau pernyataan umum tentang masalah
yang dibahas. Sebuah tesis
biasanya diungkapkan dengan sebuah kalimat
dan menilai apakah penulisannya berhasil atau tidak dalam membahas atau
memecahkan masalah yang diajukan.
2.
Meringkas butir-butir penting setiap artikel
Meringkas
butir-butir penting setiap artikel yang kita baca perlu dilakukan karena
ringkasan itu bisa dikembangkan untuk mendukung pernyataan yang kita buat.
Dengan adanya ringkasan, kita juga tidak
perlu lagi membaca artikel secara keseluruhan kalau kita memerlukan informasi
dari artikel yang bersangkutan.
3. Memahami
konsep-konsep penting ( pandangan ahli, hasil penelitian,dan teori)
Memahami
konsep-konsep penting dari tulisan ilmiah perlu dilakukan untuk mendukung tesis
atau pernyataan umum tulisan. Dengan memahami konsep-konsep penting dari sebuah
tulisan ilmiah, kita juga dapat lebih memahami konsep-konsep yang akan kita
kembangkan dalam tulisan.
4. Menentukan
bagian yang akan dikutip
Mengutip
pendapat orang lain merupakan kegiatan yang sering kita lakukan dalam menulis.
Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan ilmiah juga perlu memperhatikan
relevansi bagian tersebut dengan tulisan kita.
5. Menentukan
implikasi dari bagian/sumber yang di kutip
Dalam mengutip
bagian dari sebuah artikel perlu menyadari implikasinya, apakah kutipan itu mendukung gagasan yang
akan kita kembangkan dalam tulisan atau sebaliknya.
6. Menentukan
posisi penulis sebagai pengutip
Dalam
mengutip pernyataan yang ada sebuah artikel, perlu secara jelas meletakkan
posisi kita. Apakah kita bersikap netral, menyetujui atau tidak menyetujui
pernyataan yang kita kutip.
Karakteristik
Membaca Kritis
Membaca kritis merupakan langkah lebih lanjut dari berpikir dan bersikap
kritis. Adapun kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi (Nurhadi, 1987):
1). menginterpretasi secara kritis;
2). menganalisis secara kritis;
3). mengorganisasi secara kritis;
4). menilai secara kritis;
5). menerapkan konsep secara kritis
Teknik-teknik yang da[at meningkatkan sikap kritis adalah sebagai
berikut yaitu (Nurhadi, 1987):
a. Kemampuan
mengingat dan mengenali ide pokok paragraf, tokoh-tokoh cerita dan
sifat-sifatnya.
b. Kemampuan memahami atau menginterpretasi makna tersirat
c. Kemampuan menganalisis
d. Kemampuan menilai isi bacaan
2 . Menulis Ilmiah
Menulis
adalah kegiatan menyusun serta merangkaikan kalimat agar pesan, informasi,
serta maksud yang terkandung dalam pikiran, gagasan, dan pendapat penulis dapat
disampaikan secara efektif. Untuk itu satu kalimat harus disusun sesuai dengan
kaidah gramatika, sehingga mampu mendukung pengertian baik dalam taraf significance maupun
dalam taraf value.
Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, penulisan karya
ilmiah dan penyusunan laporan tulisan ilmiah, sekurang-kurangnya memuat 4
tahap, yaitu ( Badudu, 1981):
1) Tahap persiapan (pra-penulisan)
Tahap
persiapan adalah ketika seseorang merencanakan, mengumpulkan dan mencari informasi,
merumuskan masalah, menentukan arah dan fokus tulisan, mengolah informasi,
menarik tafsiran dan inferensi terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi,
membaca, mengamati dan lain-lain yang
akan memperkaya masukan kognitifnya yang akan diproses pada tahap selanjutnya.
2) Tahap inkubasi
Tahap ketika
sesorang memproses informasi yang telah dimilikinya, sehingga mengantarkannya
pada kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
3) Tahap iluminasi
Tahap ketika
datangnya inspirasi, yaitu gagasan yang muncul secara tiba-tiba dan dilakukan
tahap verifikasi atau evaluasi yaitu apa yang dituliskan sebagai hasil dari
tahap iluminasi diperiksa kembali, diseleksi dan disusun sesuai dengan fokus
laporan atau tulisan yang diinginkan.
3 . Teknik Mengenali Identitas Referensi Dan
Memilih Bahan Tulisan
1 ). Teknik Mengenali Identitas Referensi
Referensi merupakan cara standar untuk mengakui sumber informasi
dan ide-ide yang telah digunakan dalam karya ilmiah yang dibuat oleh peneliti. Di dalam karya ilmiah,
penulisan referensi (citation
mark,citation) harus dilakukan dengan baik karena pembaca harus
dapat mengecek sumber aslinya mengenai ide atau informasi yang digunakan di dalam
karya ilmiah tersebut. Penulis harus menulis daftar referensi yang ada di
domain publik yang dapat dibaca oleh pembaca, baik dalam letter, paper,
proseding, jurnal, skripsi, thesis, disertasi (Bayu, 2001).
Kata referensi berasal dari inggris
reference dan merupakan kata kerja to refer yang artinya menunjukan kepada.
Buku referensi adalah buku yang dapat memberikan keterangan topik perkataan,
tempat, peristiwa, data statistika, pedoman, alamat, nama orang, riwayat
orang-orang terkenal. Pelayanan referensi adalah pelayanan dalam menggunakan
buku-buku referensi.di perpustakaan biasanya buku-buku referensi di kumpulkan
tersendiri dan di sebut “koleksi referensi” sedangakan ruang tempat penyimpanan
disebut ruang referensi. Buku-buku referensi yang karena sifatnya sebagai buku
penunjuk, harus selalu tersedia di perpustakaan sehingga dapat di pakai oleh
setiap orang pada setiap saat (Bayu, 2001).
Analogi: mengumpulkan
bahan tulisan = mengumpulkan bahan bangunan untuk membuat rumah. Banyaknya
bahan ditentukan oleh bentuk dan tujuan penulisan.
Dalam tulisan
ilmiah, bentuk tulisan yang relevan adalah tulisan ekspositori atau eksposisi
yang bertujan menjelaskan konsep dan gagasan secara terperinci. Bahan-bahan
tulisan dapat digali dari sumber-sumber dokumen, baik berupa buku, jurnal,
majalah, koran, maupun informasi yang diakses melalui internet
2). Cara
menelaah buku yang telah ditemukan
Cara yang dapat
dilakukan, yakni cara mengamati daftar isi. Teknik daftar isi, misalnya Masalah
Peningkatan Minat Belajar siswa SMK.
Judul buku MinatBelajar siswa SMK.
Langkah yang
dilakukan, a.l. (1) membuka daftar isi, (2) mencari bab dan subbab yang
membahas hal belajar, misalnya ditemukan di bab II, (3) membaca dengan cermat
bab II yang berkaitan dengan masalah belajar, dan bab lain diabaikan (Bayu, 2001).
4. Teknik Menulis Kutipan
Kutipan adalah
pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang
yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah, atau semua
tulisan yang dapat dijadikan rujukan. Walaupun kutipan atas pendapat seorang
ahli itu diperkenankan tidaklah berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat
terdiri dari kutipan-kutipan berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang
pendapat penulis (Rahardi, 2010).
Prinsip-prinsip
membuat kutipan (Rahardi, 2010):
1). Jangan mengadakan perubahan
2). Bila dalam teks asli ada kejanggalan atau kesalahan cetak, penulis
dapat membuat catatan singkat dalam tanda [sic!] disisipkan di belakang kata
yang salah cetak itu.
3). Bila penulis terpaksa harus membuat perubahan atau tambahan, maka
kata-kata tambahan itu harus dicetak lain (tebal, miring atau renggang) dan
diberi catatan kaki yang menyatakan bahwa huruf yang dicetak lain itu adalah
dari penulis, bukan teks asli.
4). Bila ingin menghilangkan bagian-bagian tertentu, harus diberi tanda
titik-titik berspasi dalam tanda [….].
5). Harus dijelaskan sumber asalnya dengan format-format tertentu,
antara lain dengan cara memberi nomor dan catatan kaki.
Jenis-jenis
kutipan (Rahardi, 2010):
1). Kutipan langsung
Kutipan
langsung adalah kutipan yang ditulis sama persis dengan sumber aslinya, baik
bahasa maupun ejaannya. Pendapat atau gagasan orang lain dimuat secara lengkap,
kata demi kata dan kalimat demi kalimat, sesuai dengan teks yang asli. Pada
kutipan langsung, kalimat yang dikutip itu harus diberi tanda kutip. Kutipan
langsung tidak boleh terlalu panjang, sebaiknya dicantumkan sebagai lampiran (
misalnya sampai satu halaman atau lebih ). Cara atau teknik penulisan kutipan
adalah sebagai berikut :
1. Kutipan yang panjangnya kurang dari empat baris dimasukkan
ke dalam teks
Ø Diketik seperti ketikan teks
Ø Diawali dan diakhiri dengan tanda petik
(“)
Ø Sumber rujukan ditulis langsung sebelum
atau sesudah teks kutipan
Ø Rujukan ditulis diantara tanda kurung,
dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka, tanda
koma, tahun terbitan, titik dua, spasi, dan diakhiri dengan nomor halaman
(Penulis, Tahun:Halaman).
Contoh :
adalah
keadaan emosional transisi yang ditandai oleh perasaan subyektif ketegangan dan
ketakutan” (Anastasi dan Urbaina,
2. Kutipan yang panjangnya terdiri dari empat baris atau lebih
Ø Diketik satu spasi
Ø Dimulai tujuh ketukan dari batas tepi
kiri
Ø Sumber rujukan ditulis langsung sebelum
teks kutipan
Ø Apabila pengutip memandang perlu untuk
menghilangkan beberapa bagian kalimat, pada bagian itu diberi titik sebanyak
tiga buah
Ø Bila pengutip ingin menghilangkan satu
kalimat atau lebih, maka pada bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan
titik-titik sepanjang satu barisApabila pengutip ingin memberi penjelasan atau
menggarisbawahi bagian yang dianggap penting, pengutip harus memberikan
keterangan. Keterangan
tersebut berada diantara tanda kurung, misalnya: (garis bawah oleh pengutip)
Ø Apabila penulis menganggap bahwa ada
satu kesalahan dalam kutipan, dapat dinyatakan dengan menuliskan symbol (sic!)
langsung setelah kesalahan tersebut Kutipan langsung ditampilkan untuk
mengemukakan konsep atau informasi sebagai data. Titik-titik sepanjang satu
baris menandai penghilangan sebuah kalimat, titik-titik sebanyak tiga menandai
penghilangan kata, dan (sic!) menandai adanya kesalahan dalam kalimat.
Contoh :
.“Kecemasan
adalah bentuk reaksi yang menggambarkan reaksi emosional yang terdiri dari
perasaan subyektif terhadap ketegangan, ketakutan, dan kekhawatiran, dan dengan
sendirinya mempertinggi sistem kerja urat syaraf” (Spielberger, 1979: 17).
b. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak
lansung adalah kutipan yang tidak sama persis dengan aslinya. Pengutip hanya
mengambil pokok pikiran dari sumber yang dikutip untuk dinyatakan kembali
dengan kalimat yang disusun oleh pengutip. Adapun cara peraturan dalam
pembuatannya adalah sebagai berikut :
Ø Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan
ide tersebut ditulis dengan spasi rangkap sebagaimana teks biasa
Ø Semua kutipan harus dirujuk
Ø Sumber sumber rujukan dapat ditulis
sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang mengandung kutipan
Ø Apabila ditulis sebelum teks kutipan,
nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka masuk ke dalam teks,
diikuti dengan tahun terbitan diantara tanda kurung
Ø Apabila ditulis sesudah teks kutipan,
rujukan ditulis di antara tanda kurung, dimulai dengan nama akhir sebagaimana
tercantum dalam daftar pustaka, titik dua, dan diakhiri dengan tahun terbitan
Contoh kutipan
tidak langsung:
spasi………………………………………………………..……bahwa
kecemasan adalah hal yang wajar dirasakan oleh setiap orang, namun jika sudah
terjadi gangguan terhadap kecemasan itu sendiri maka perlu mendapat perhatian
yang serius, gangguan kecemasan secara umum diartikan sebagai perasaan cemas
yang terus menerus dan berlebihan terhadap sesuatu tanpa alasan yang jelas
(Baldwin, 2003: 12).………………………………………………………….
3). Teknik
Menyusun Daftar Rujukan
Daftar rujukan merupakan daftar yang
berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip baik secara
langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak
dikutip tidak dicantumkan dalam daftar rujukan, sedangkan semua bahan yang
dikutip secara langsung ataupun tidak langsung dalam teks harus dicantumkan
dalam daftar rujukan. Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam daftar
rujukan secara berturut-turut meliputi (Sophia, 2002):
Ø nama penulis ditulis dengan
urutan: nama akhir, nama awal, dan nama
tengah, tanpa gelar akademik
Ø Tahun penerbitan
Ø Judul, termasuk anak judul (subjudul)
Ø Kota tempat penerbitan
Ø Nama penerbit
Jika penulisnya lebih dari satu,
cara penulisan namanya sama dengan penulis
pertama. Jika sumber yang dirujuk ditulis oleh tim, maka semua nama
penulisnya harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Dalam menulis daftar pustaka terdapat
hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu (Sophia, 2002):
Ø Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet,
berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan
seterusnya).
Ø Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
1. Tulis nama pengarang (nama
pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama depan)
2. Tulislah tahun terbit
buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
3. Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak
miring). Setelah judul
buku diberi tanda titik (.).
4.
Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi
tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik.
Ø Apabila digunakan dua sumber pustaka
atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber dirilis dari buku yang lebih
dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua sumber pustaka
itu dibutuhkan tanda garis panjang.
Ø Untuk penulisan daftar pustaka yang
berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat:
a. Menurut Sophia (2002), komponen suatu
bibliografi online adalah:
Ø Nama Pengarang
Ø Tanggal revisi terakhhir
Ø Judul Makalah
Ø Media yang memuat
Ø URL yang terdiri dari
protocol/situs/path/file
Ø Tanggal akses
b. Winarko memberikan rumusan pencantuman bibliografi online di
daftar pustaka sebagai berikut:
Ø Artikel jurnal dari internet: Majalah
atau Jurnal Online
Penulis, tahun,
judul artikel, nama majalah (dengan singkatan resminya), nomor, volume, halaman
dan alamat website.
*) Nama majalah
online harus ditulis miring
ü
Artikel umum
dari internet dengan nama
Penulis, tahun,
judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).
*) Judul
artikel harus ditulis miring
Ø Artikel umum dari internet tanpa nama
Anonim, tahun,
judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).
*) “Anonim”
dapat diganti dengan “_____”. Judul artikel harus ditulis miring
Contoh penulisan Daftar Pustaka :
Baradja, M.F.
1990, Kapita Selecta Pengajaran Bahasa. Malang: Penerbit IKIP Malang.
Damono, Sapardi
Joko. 1979. Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang. Jakarta: Pusat Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa.
Hermans, B.,
2000, Desperately Seeking: Helping Hands and Human Touch, [online],
(http://www.hermans.org/agents2/ch3_1_2.htm, diakses tanggal 25 Juli 2008 )
Contoh penulisan referensi :
Hartati, Dwi.
___, Menulis Daftar Pustaka, [pdf], (http://oke.or.id,diakses tanggal 17
September 2008)
Sophia, S.
2002, Petunjuk Sitasi Serta Cantuman daftar Pustaka Bahan Pustaka Online, Pusat
Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.
Winarko, E.
____, Penulisan Sitasi pada Karya Ilmiah, [pdf],
(http://ewinarko.staff.ugm.ac.id/metopen/modul6-daftarpustaka.pdf, diakses
tanggal 17 September 2008 )
Dari uraian di atas dapat penulis tulios beberapa
kesimpulan, sbb:
Referensi
adalah cara standar untuk mengakui sumber informasi dan ide-ide yang
telah digunakan dalam karya ilmiah yang dibuat oleh peneliti. Di dalam karya
ilmiah, penulisan referensi (citation mark, citation) harus dilakukan dengan
baik karena pembaca harus dapat mengecek sumber aslinya mengenai ide atau
informasi yang digunakan di dalam karya ilmiah tersebut.
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau
pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik
terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah. Walaupun kutipan atas pendapat
seorang ahli itu diperkenankan tidaklah berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya
dapat terdiri dari kutipan-kutipan berfungsi sebagai bahan bukti untuk
menunjang pendapat penulis.
Daftar rujukan merupakan daftar yang
berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip baik secara
langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak
dikutip tidak dicantumkan dalam daftar rujukan, sedangkan semua bahan yang
dikutip secara langsung ataupun tidak langsung dalam teks harus dicantumkan
dalam daftar rujukan
DAFTAR PUSTAKA
Rahardi kunjana,
Dr, M.Hum. 2010. Bahasa Indonesia Untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga
Badudu, J.S.
1981. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar.
Jakarta: Gramedia.
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung:
Sinar Baru Algensindo
Bayu.
2011. Mengenali d